Belatung menjerit saat tubuhnya terpanggang matahari
Tubuhnya yang rapuh menggeliat-geliat dijilat perlahan demi perlahan
Dalam keadaan yang genting ia berusaha menyelamatkan diri
Tapi percuma, matahari terus mengejarnya. tanpa sempat ia masuk dalam lubang persembunyian.
Tubuhnya mulai terbakar. perih, pedih tak terkira.
Akhirnya perlahan-lahan gerakannya mulai melambat. belatung pun mati. mati atas ketamakannya sendiri.
Seperti yang aku saksikan sendiri ditelevisi, para belatung mulai berusaha bersembunyi. sementara matahari terus menyinarinya.
Para belatung tinggal menunggu kematian.
0 Komentar untuk "Puisi: Belatung I"