Rahasia
Oleh: gunawan
Pernahkah kau menyimpan sebuah rahasia
Rahasia dari sebuah fenomena
Baik, buruk, tercela, hina, aib ataupun gita cinta
Rahasia yang diberikan oleh siapapun
Kawan, teman, sahabat, saudara, keluarga, orang asing, bahkan musuhmu sekalipun
Mereka bilang, jangan kau beberkan rahasia ini, lalu kaupun berjanji
Kau pertahankan hari demi hari, minggu dan bulan
Waktu mengujimu seberapa kuat kau membungkam mulut
Semakin kau dekat dengan hal yang bersangkutan dengan rahasia
Semakin lidahmu gatal, batin memberontak
hati kecil berkata beberkan saja, beberkan!
Tetapi nurani mengingatkan atas janji
Mulutmu kelu, kaku, mencibir, mengamuk
Tetapi kau menahannya
Waktu terus mengujimu
Rahasia lain datang silih berganti
masuk ke dalam telingamu
bersemayam dalam pikiran
kau mulai mual
terlalu banyak rahasia
pikiranmu pusing
hingga kau merasa, “aku seperti bak sampah, tempat pembuangan rahasia!”
ingin rasanya memuntahkannya sewaktu-sewaktu
sekali lagi waktu mengujimu
hingga godaan itu datang
dan jiwamu dalam bimbang
rahasia pun tumpah
terbeberkan tanpa kesepakatan
lalu mereka bilang, kamu penipu!
Warung buncit, ramadhan 2006
Artikel Rujukan:
Menyimpan Rahasia
Pengajian Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani
Diantara akhlak mereka adalah menyimpan rapat rapat rahasia tanpa membukanya kepada siapa pun. Mereka mengatakan: "Hati orang-orang merdeka adalah kuburan rahasia dan jika bukan kekasih Allah (SWT) yang menutupi rahasia maka siapakah yang tetap merahasiakannya?" Yang demikian sekarang sudah menjadi hal aneh. Mungkin seorang syaikh mendengar kata-kata sekarang, lalu menceritakan kepada kebanyakan orang yang datang menemuinya, padahal bisa jadi kata-katanya itu dapat mendapatkan kerusakan.
Anda melihat orang mengatakan bahwa itu ia dengar dari salah seorang wali Allah (SWT) yang tidak patut dituduh tidak baik karena kewaliannya. Padahal yang sebenarnya ia adalah salah seorang yang fasik dengan melakukan adu domba dan merusak hubungan masyarakat. Meskipun ia tidak bermaksud demikian. Dalam hadits dikatakan: "Tidak masuk surga orang yang mengadu domba."
Mijahid mengatakan tentang Firman Allah (SWT):"Dan istrinya yang membawa kayu bakar " (al-Lahab 4).Bahwa ia berjalan mengadu domba di kalangan masyarakat. Aktsam bin shaifi berkata: "Di antara tanda-tanda orang yang senang mengadu domba adalah kehinaan di kalangan manusia dan anda tidak melihatnya mulia sama sekali." Yahya bin Abu Katsir berkata: "Orang yang suka mengadu domba lebih buruk dari pada tukang sihir dan tidak seorang pun merasakan itu. Sebab ia kadang-kadang dapat melakukan sesaat perbuatan yang tidak dapat dilakukan oleh tukang sihir selama satu bulan. Sebab adu domba menimbulkan pertumpahan darah, perampasan harta dan kerusuhan besar serta mengeluarkan penduduk dari negeri mereka dan kerusakan-kerusakan lainnya."
Abu Musa al-Asy"ari (ra) berkata: "Tidaklah berjalan di antara manusia kecuali seorang anak yang lacur karena menghancurkan dirinya dan saudaranya serta menghancurkan orang yang menjadi sasaran kata katanya."Hasan Basri berkata: "Barang siapa menyampaikan kata-kata kepadamu (untuk mengadu domba) maka ia pun akan mengadu domba kamu kepada orang lain dan barang siapa memujimu dengan pujian yang tidak ada padamu ia pun dapat mencelamu dengan apa yang tidak ada padamu."Ibnu Sammak berkata: "Berhati-hatilah terhadap orang yang lebih banyak diam dari pada yang banyak bicara apa yang ia dengar. Sebab orang yang banyak diam lebih banyak dipercaya oleh orang perkataannya, karena dianggap lebih jauh dari berbohong. Mungkin saja orang berbicara dengan kata-kata kepada orang yang ia percayai lalu diceritakan, maka teradilah kerusakan."
Abdullah bin Mubarak berkata: "Tidak ada orang yang dapat merahasiakan apa yang ia dengar kecuali orang yang baik keturunannya." Sebagian saudara-saudara Ibrahim bin Adham tidak mengunjunginya dalam waktu lama. Kemudian seseorang datang mengunjunginya, lalu ia menggunjing sekelompok orang di hadapannya. Ibrahim pun lalu berkata kepadanya: "Seandainya Anda tidak mengunjungi kami tentu itu adalah keuntungan bagi kami, maka betapa kiranya Anda tidak mengunjuingi kami hari ini."Mansur bin Zadzan berkata: "Demi Allah (SWT), sesungguhnya aku dalam perjuangan keras dengan semua yang bergaul denganku hingga berpisah denganku. Hampir hampir mereka tidak pernah lepas dari perbuatan yang membuat temanku membenciku atau menyampaikan ghibah orang yang berbuat ghibah terhadapku, lalu ini membuatku masuk ke dalam bencana." Syidad bin Hakim berkata: "Apabila kamu melihat kebaikan-kebaikan saudaramu lebih banyak dari pada keburukan keburukannya, maka ingatlah dia dengan kebaikan-kebaikan dan lupakan keburukan keburukannya." Ia juga berkata: "Barang siapa tidak suka karena perkataan orang dan suka karena kata-kata orang maka ia menjadi orang yang menyesal atas apa yang ia lakukan sebab ia sedikit melakukan pelurusan atau pencelaan dengan benar, melainkan ia lakukan itu karena fanatisme (ashabiyyah) dan hawa nafsu."
Khalid bin Shafwan berkata: "Kecamlah orang yang suka mengadu domba meskipun ia benar karena adu domba adalah cerita dan menerima adu domba berarti membolehkan. Maka menerima adu domba itu menjadi lebih buruk dari pada menceritakan keburukan."Pahamilah yang demikian, saudaraku, dan janganlah menyebarluaskan rahasia saudaramu dan orang lain di zaman ini. Jangan mengatakan aku tidak bermaksud demikian sebab kamu hidup di paruh kedua abad sepuluh yang penuh dengan kekacauan dan keanehan.
Pengajian Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani
Diantara akhlak mereka adalah menyimpan rapat rapat rahasia tanpa membukanya kepada siapa pun. Mereka mengatakan: "Hati orang-orang merdeka adalah kuburan rahasia dan jika bukan kekasih Allah (SWT) yang menutupi rahasia maka siapakah yang tetap merahasiakannya?" Yang demikian sekarang sudah menjadi hal aneh. Mungkin seorang syaikh mendengar kata-kata sekarang, lalu menceritakan kepada kebanyakan orang yang datang menemuinya, padahal bisa jadi kata-katanya itu dapat mendapatkan kerusakan.
Anda melihat orang mengatakan bahwa itu ia dengar dari salah seorang wali Allah (SWT) yang tidak patut dituduh tidak baik karena kewaliannya. Padahal yang sebenarnya ia adalah salah seorang yang fasik dengan melakukan adu domba dan merusak hubungan masyarakat. Meskipun ia tidak bermaksud demikian. Dalam hadits dikatakan: "Tidak masuk surga orang yang mengadu domba."
Mijahid mengatakan tentang Firman Allah (SWT):"Dan istrinya yang membawa kayu bakar " (al-Lahab 4).Bahwa ia berjalan mengadu domba di kalangan masyarakat. Aktsam bin shaifi berkata: "Di antara tanda-tanda orang yang senang mengadu domba adalah kehinaan di kalangan manusia dan anda tidak melihatnya mulia sama sekali." Yahya bin Abu Katsir berkata: "Orang yang suka mengadu domba lebih buruk dari pada tukang sihir dan tidak seorang pun merasakan itu. Sebab ia kadang-kadang dapat melakukan sesaat perbuatan yang tidak dapat dilakukan oleh tukang sihir selama satu bulan. Sebab adu domba menimbulkan pertumpahan darah, perampasan harta dan kerusuhan besar serta mengeluarkan penduduk dari negeri mereka dan kerusakan-kerusakan lainnya."
Abu Musa al-Asy"ari (ra) berkata: "Tidaklah berjalan di antara manusia kecuali seorang anak yang lacur karena menghancurkan dirinya dan saudaranya serta menghancurkan orang yang menjadi sasaran kata katanya."Hasan Basri berkata: "Barang siapa menyampaikan kata-kata kepadamu (untuk mengadu domba) maka ia pun akan mengadu domba kamu kepada orang lain dan barang siapa memujimu dengan pujian yang tidak ada padamu ia pun dapat mencelamu dengan apa yang tidak ada padamu."Ibnu Sammak berkata: "Berhati-hatilah terhadap orang yang lebih banyak diam dari pada yang banyak bicara apa yang ia dengar. Sebab orang yang banyak diam lebih banyak dipercaya oleh orang perkataannya, karena dianggap lebih jauh dari berbohong. Mungkin saja orang berbicara dengan kata-kata kepada orang yang ia percayai lalu diceritakan, maka teradilah kerusakan."
Abdullah bin Mubarak berkata: "Tidak ada orang yang dapat merahasiakan apa yang ia dengar kecuali orang yang baik keturunannya." Sebagian saudara-saudara Ibrahim bin Adham tidak mengunjunginya dalam waktu lama. Kemudian seseorang datang mengunjunginya, lalu ia menggunjing sekelompok orang di hadapannya. Ibrahim pun lalu berkata kepadanya: "Seandainya Anda tidak mengunjungi kami tentu itu adalah keuntungan bagi kami, maka betapa kiranya Anda tidak mengunjuingi kami hari ini."Mansur bin Zadzan berkata: "Demi Allah (SWT), sesungguhnya aku dalam perjuangan keras dengan semua yang bergaul denganku hingga berpisah denganku. Hampir hampir mereka tidak pernah lepas dari perbuatan yang membuat temanku membenciku atau menyampaikan ghibah orang yang berbuat ghibah terhadapku, lalu ini membuatku masuk ke dalam bencana." Syidad bin Hakim berkata: "Apabila kamu melihat kebaikan-kebaikan saudaramu lebih banyak dari pada keburukan keburukannya, maka ingatlah dia dengan kebaikan-kebaikan dan lupakan keburukan keburukannya." Ia juga berkata: "Barang siapa tidak suka karena perkataan orang dan suka karena kata-kata orang maka ia menjadi orang yang menyesal atas apa yang ia lakukan sebab ia sedikit melakukan pelurusan atau pencelaan dengan benar, melainkan ia lakukan itu karena fanatisme (ashabiyyah) dan hawa nafsu."
Khalid bin Shafwan berkata: "Kecamlah orang yang suka mengadu domba meskipun ia benar karena adu domba adalah cerita dan menerima adu domba berarti membolehkan. Maka menerima adu domba itu menjadi lebih buruk dari pada menceritakan keburukan."Pahamilah yang demikian, saudaraku, dan janganlah menyebarluaskan rahasia saudaramu dan orang lain di zaman ini. Jangan mengatakan aku tidak bermaksud demikian sebab kamu hidup di paruh kedua abad sepuluh yang penuh dengan kekacauan dan keanehan.
Tidak Was-wasDiantara akhlak mereka adalah tidak ragu ragu pada wudhu, shalat, bacaan dan ibadah ibadah lainnya disertai dengan wara' yang separipurna mungkin. Sebab timbulnya pangkal was was adalah dari kegelapan hati. Kegelapan hati berasal dari kegelapan amal. Kegelapan amal berasal dari makanan yang haram dan syubhat. Barang siapa mengendalikan diri dan makanan yang haram maka iblis tidak menemukan jalan padanya. Seseorang yang pernah makan makanan orang-orang zalim, pedagang yang curang, hakim yang tidak adil dan orang fasik lainnya, lalu dia ingin hadir bersama Allah dan kkusyu' dalam beribadah serta ingin mengetahui apa yang mereka tinggalkan, tetapi tidak bisa, yang akhimya hanya mendapat lelah, melompat ke udara saat berniat dalam shalat, seolah ia menangkap sesuatu yang lepas dari tangannya.
Anda lihat ketika bertakbir mengucap: "ak, ak, ak, bar bar bar. Apabila hendak membaca yang keluar dari mulut adalah: bis, bis, bis. Apabila hendak bertasyahud mengucap: at, at, at, ahiyat. Apabila salam mengucap: as, as, as dan begitu seterusnya sebagaimana yang sering ditemukan. Sebagian ulama telah memberi fatwa batal shalat karena demikian. Dengan mengatakan bahwa itu bukanlah al-Qur'an dan bukan pula dzikir, melainkan kata kata asing dan manusia yang diucapkan oleh pelakunya secara sengaja bukan karena lupa.
Sayyidi Ali al-Khawwash berkata: "Orang-orang yang was-was seperti itu lebih patut disebut ahli bid'ah bukan ulama. Sebab di antara mereka bisa jadi menganggap batal shalat para sahabat nabi dan generasi tabi'in serta para imam mujtahid. Jika anda mengatakan kepada salah seorang di antara orang orang ini agar berwudhu seperti wudhu Rasulullah (SAW), atau wudhu para sahabat beliau, bisa jadi ia tidak mau menerima itu dan tidak pula meyakini kebenarannya. Kita mohon kepada Allah (SWT) keselamatan dan ini adalah kesesatan yang nyata. Kaml telah mengetengahkan pembicaraan seputar masalah ini dalam. kitab kami al-Minan al-Kubra, bab lima belas.
---(ooo)---
Sumber: sufinews.com
Anda lihat ketika bertakbir mengucap: "ak, ak, ak, bar bar bar. Apabila hendak membaca yang keluar dari mulut adalah: bis, bis, bis. Apabila hendak bertasyahud mengucap: at, at, at, ahiyat. Apabila salam mengucap: as, as, as dan begitu seterusnya sebagaimana yang sering ditemukan. Sebagian ulama telah memberi fatwa batal shalat karena demikian. Dengan mengatakan bahwa itu bukanlah al-Qur'an dan bukan pula dzikir, melainkan kata kata asing dan manusia yang diucapkan oleh pelakunya secara sengaja bukan karena lupa.
Sayyidi Ali al-Khawwash berkata: "Orang-orang yang was-was seperti itu lebih patut disebut ahli bid'ah bukan ulama. Sebab di antara mereka bisa jadi menganggap batal shalat para sahabat nabi dan generasi tabi'in serta para imam mujtahid. Jika anda mengatakan kepada salah seorang di antara orang orang ini agar berwudhu seperti wudhu Rasulullah (SAW), atau wudhu para sahabat beliau, bisa jadi ia tidak mau menerima itu dan tidak pula meyakini kebenarannya. Kita mohon kepada Allah (SWT) keselamatan dan ini adalah kesesatan yang nyata. Kaml telah mengetengahkan pembicaraan seputar masalah ini dalam. kitab kami al-Minan al-Kubra, bab lima belas.
---(ooo)---
Sumber: sufinews.com
0 Komentar untuk "Puisi: Rahasia"